Skip to main content

3 Tips sukses membuat jajanan pasar: Drama Kue Cucur

Pada tahu "kue cucur" kan? Aku sih bilangnya gitu, pokoknya intinya itu kue yang dari tepung beras dan gula merah yang diaduk, terus digoreng. Kelihatannya kaya simpel ya, tapi buatnya gak segampang itu, bestieeeee... T.T Cerita di mulai, saat salah satu platform (sebut saja Yummy app... eits, ketahuan dong...hehe gak apa-apa sekalina promosi) tempat aku rajin bikin-bikin konten masak, kasih tantangan buat bikin makanan khas nusantara. Memeriahkan 17an gitu.... Dan tetiba kue cucur begitu aja split diotakku. Padahal makan aja cuma kadang-kadang apa lagi bikin. Jadi judulnya nekat. Tapi... sambil deg-degan takut gagal, tetep gaskeun buat maju pantang mundur (untungnya bukan ikutan Masterchef, kalau ya...kayanya udah macam makanan yang langsung dilepehin juri...hehe) Dan setelah sekian kali percobaan di wajan akhirnya, taraaaa... gak buruk sih: ( Kue Cucurku yang penampakannya lumayan menggoda) Sayangnya, sisa lainnya yang gagal gak aku foto, takut dibuli netizen (canda...). Ha

Review: Kopi Java Preanger, Kopi Arabika dengan Aroma yang Kuat

(Java Preanger Coffee) 
Sebenarnya aku bukan master di bidang kopi, cuma gegara nonton liputan di TV1 tentang sejarah kopi di Indonesia. Dan mendengar nama gunung Manglayang disebut-sebut di sana 😁 Jadi merasa tergerak buat tahu lebih banyak, dan setelah itu aku jadi menemukan alasan kenapa Dee Lestari bikin novel filosofi kopi (walaupun belum pernah juga baca sih.. Hehe).

Ada cerita panjang dibalik segelas kopi yang kita minum, bahkan di negara eropa acara minum kopi udah jadi semacam kultur, tiada hari tanpa kopi. Mungkin itu juga yang membuat, kenapa dulu Belanda begitu agresif memberlakukan tanam paksa kopi di beberapa daerah di Indonesia.

Indonesia memang salah satu negara penghasil biji kopi terbesar dunia (kalau gak salah no 3 gitu ya?). Mulai dari sabang sampai merauke kita punya jenis kopi dengan cita rasa yang khas. Namun, sudah kenal dengan Java Preanger Coffee? Konon katanya ini adalah jenis kopi tertua yang pernah dibudidayakan di Indonesia.

Java Preanger Coffee atau Kopi Java Preanger (KJP) adalah jenis kopi Arabica yang di tanam di Jawa Barat makanya sama orang Belanda disebut "Java Preanger". Keunikan KJV dibanding kopi-kopi lain di Indonesia, adalah cita rasa otentik Arabica yang terdapat di kopi tersebut, yang gak didapat di jenis Arabica mana pun di Indonesia: kopi Sumatra, Bali, maupun Papua, bahkan mungkin di dunia. Hal ini disebabkan biji Kopi yang ditanam adalah keturunan murni kopi Arabica Kenya yang dibawa orang Belanda ke Jawa Barat, dan benihnya tidak tersebar (intinya benih langka, or something like that) . Sedangkan untuk kopi lainnya di Nusantara biji Kopi sudah mengalami percampuran, sehingga cita rasa Arabica nya pun tidak sekuat kopi KJP. (Mungkin cuma orang-orang yang ngerti kopi yang bisa rasain ya, coz aku sendiri buta kopi, jadi ya gitu deh... Cuma menurut aku yang awam ini, serius, aroma KJP emang juara banget.. Sampai kelepek-kelepek nyiumnya 😻☕).

Ngomong-ngomong soal jenis kopi, FYI, ada dua jenis kopi yang paling banyak di sebut-sebut (sebetulnya jenis kopi lebih banyak dari ini) yaitu Arabica dan Robusta. Kopi Arabica adalah jenis tanaman kopi yang ditanam di atas ketinggian 1000 km dari permukaan laut, konon ketinggian juga bisa mempengaruhi rasa kopi Arabica itu sendiri. Sedangkan untuk Robusta cenderung bisa tumbuh di dataran rendah, rasa tentu udah pasti beda. Pengolahannya sendiri juga beda, untuk Arabica, biji kopi disimpan sekitar 8 tahunan baru bisa diolah jadi kopi siap seduh, sedangkan Robusta hanya butuh waktu 5 tahunan saja, ini berdampak pada kadar keasaman kopi, Arabica memiliki tingkat asam yang berbeda-beda (semakin lama kopi didiamkan, biasanya di fermentasi, semakin berkurang kadar asamnya).

Menurut disbun.jabarprov.go.id Kopi Java Preanger tumbuh di 11 gunung di Jawa Barat: G. Cikurai, G. Papandayan, G. Malabar, G. Caringin, G. Tilu, G. Patuha, G. Halu, G. Beser, G. Burangrang, G. Tangkuban Parahu, dan G. Manglayang. Semua gunung itu adalah yang dianggap paling memenuhi syarat tempat tumbuh jenis kopi Arabica dengan aroma yang luar biasa ini. Bahkan kehebatan aroma dan rasa KJP smpai diakui dunia sejak jaman Penjajahan, dan diperkuat lagi dengan menjadi juara 1 semacam perlombaan kopi gitu di Atlanta, US tahun 2016 (berita bisa di search sendiri di Google, banyak) prestasi banget dong ya..

Nah menindak lanjuti info-info itu, akhirnya aku dan tim (cieee.. Kesannya serius banget..)  melakukan ekspedisi,  dan memilih G. Manglayang sebagai target operasi, berhubung yang paling dekat dari rumah😁 untuk mencari kebenaran Kopi Java Preanger ini, jangan-jangan cuma Hoax.. Hehehe

Kalau dari Ujung berung (kaki gunung Manglayang)  kamu cuma tinggal naik "sedikit" kurang lebih 25 km untuk menjangkau daerah Palintang, di mana Kopi Java Preanger (KJP)  dibudidayakan sama petani lokal. Kendaraan bisa masuk, jalan udah lumayan bagus, tapi kalau kamu mau jalan kaki ya boleh juga.. 😵😂.  Yang aku lihat untuk KJP versi G. Manglayang budidayanya masih sangat tradisonal, jadi kopi nya emang dibudidayakan sama petani lokal, ga ada campur tangan dari perusahaan-perusahaan besar apa lagi perusahaan asing 😝 jadi emang belum secara terang-terangan di eksploitasi untuk kebutuhan komersil. Gak tahu tuh untuk KJP yang tumbuh di 10 gunung lainnya..

(Kopi Java Preanger G. Manglayang, Bandung) 
Ini suami aku beli buat di rumah (gelas tidak termasuk, itu properti buat foto aja) , and u know what, kalau kamu mikir kami beli kopi ini di tempat kayak sentra oleh-oleh, kamu salah besar.. Hehe ekspektasi awal aku mikir yang jual bakal ada sepanjang jalan Palintang, yang ada sepanjang jalan itu cuma pohon pinus dan disela-selanya ditanami kopi doang, kami dapat ini di warung kecil gitu, itu juga nyarinya sampai ke atas banget udah berasa 2/3 perjalanan menuju puncak kayaknya.. Hehe dan harganya ternyata lumayan mahal (tambah perjuangannya). Menurut info harga Biji kopinya saja per kilo itu ada di kisaran 200 - 600 ribu (lebih mahal dari kopi Luwak?),  kebetulan warung yang kami sambangi menjual biji kopi dengan rate 300 ribu per kilo. Ada juga yang udah di jual tinggal seduh, harga per ons nya (100g) 35 ribu - 40 ribu, yang di gambar itu jenis Natural harganya 40 ribu, ada yang jenis Honey harganya 35 ribu. Nih kalau penasaran sama tempat jualnya, jauh baner dari kata cafe jaman now ya.. :

(Tempat Jual Kopi Java Preanger, Palintang, G. Manglayang) 
Mungkin sebagian orang gak percaya, tapi dari tempat yang begini, hadir cita rasa kopi yang ngalahin rasa kopi ala warung kopi Sta***cks. Tinggal pilih aja sebenarnya tujuan kamu ngopi,  mau ngopi beneran apa ngopi buat gaya-gayaan.. 😊 unbelievable!

Di warung itu gak cuma mentahan aja, Ada juga kopi seduhnya, satu cangkir harganya 10 ribu, lebih mahal dari kalau nyeduh kopi sasetan, tapi... Lagi-lagi, kamu kalau ngopi di cafe berapa? Kamu sebetulnya bayar mahal buat tempatnya ketimbang kopinya.. Wkkkkk (sambil goyang-goyangin telunjuk gaya ombak..).

Tapi karena sudah beli yang buat di bawa ke rumah di "cafe" ini akhirnta kita cuma makan gorengan bala-bala dan gehu + lontong. Abis itu pulang.. Barulah karena penasaran sama rasanya, agak bawahan dikit ada cafe lainnya, yang ini lebih kelihatan tempat nongkrong, karena dia punya tempat khusus parkir dan di kedainya itu ada kursi-kursinya juga, nah foto segelas kopi di awal tulisan yang kamu baca ini, dapet dari kedai ini, harganya lebih murah, cuma 5 ribu. Kadang lucu, tempat yang dibawah lebih bagus, aku pikir harganya lebih mahal dari warung yang di atas, ternyata salah lagi.. Hehe
(Kedai Kopi Pondok Sunda Buhun) 
Untuk rasa, menurut aku yang paling juara aromanya memang, seumur-umur aku cium aroma kopi, cuma ini yang menggetarkan hati.. Cie.. Cie (iyah, cium nya kopi sasetan mulu sih..) kalau rasanya, kebetulan pesannya kopi tubruk, aku icip-icip sesendok teh aja dan gak pake gula, rasanya pait bangettttt ga kuat, dan kayak ada rasa jamu-jamunya gitu, susah mendeskripsikan. Tapi kata suami sih ini enak, walaupun masih ninggalin rasa asem di tenggorokan (ini proses fermetasinya kurang lama kayaknya..). Kalau warnanya, dia emang gak hitam pekat, agak coklat kehijau-hijauan gitu, ga tau karena emang aslinya begini atau prosesnya beda. Kata teteh yang jualannya, biasanya KJP ini dicampurnya pake gula merah, kalau pengen rasanya manis, tapi adanya gula putih. Pas udah di tuang gula, baru deh rasanya lebih manusiawi.

Tekstur bubuk kopinya sendiri gak terlalu halus ya, pemirsa.. Beda sama kopi yang beredar kebanyakan di pasaran.  Ini aku buka sampelnya dari kopi siap minum yang aku bawa ke rumah.

(Tekstur Kopi Java Preanger) 
So, buat pecinta kopi boleh langsung menyambangi gunung-gunung yang disebutkan di atas tadi, soalnya kalau di cafe modern kayanya masih susah dapetin Espresso yang pake biji kopi KJP. Tapi kalau yang males dateng langsung ke tempat budi daya, tinggal duduk manis aja beli di online shop, udah ada koq yang jual😁.


Comments

Popular posts from this blog

Review: Keju Kraft All In One

Kraft adalah keju pertama yang aku kenal, dulu itu ada keju judulnya "Qeju" dan rasanya menurut aku sama banget kaya Kraft keju cheddar, aku pikir Qeju udah ganti nama, ternyata nggak dan kayanya satu pabrik sama Kraft, merek Qeju emang agak jarang. (Keju Kraft All in one) Kalau di lihat-lihat keju Kraft emang agak pricey di kelasnya, kalau merek lain ada yang bisa jual harga keju sejenis under 15K, keju Kraft dengan jenis keju yang sama "Cheddar" itu sekitar 17K, apalagi kalo varian quick melt bisa di atas 20K. Karena itu, kadang ibu-ibu yang dituntut pinter berhitung, kebanyakan pasti milih yang murah dong apalagi kalau rasanya gak beda jauh (pengalaman banget...hehe). Mungkin karena melihat trend pasar yang seperti itu, akhirnya Kraft mengeluarkan varian keju Kraft ekonomis yang dikasih judul Kraft All in One. Mungkin maksudnya All in One, harga yang terjangkau bikin keju Kraft bisa dinikmati semua orang. Dan pastinya bisa digunakan sebagai keju serbaguna, dan

Review: Meg Cheddar Merah, Keju Snow Brand asal Jepang

Yeayyy... udah lama banget rasanya gak update blog...😅. Aku nya lagi sibuk ngerjain novel, pemirsah... yang membutuhkan konsentrasi dan kreativitas tingkat tinggi...halah. Kalo gak percaya, boleh mampir-mampir sini ya , sekalian ngabuburit, baca novel.  Ngga juga sih, kebetulan emang lagi bingung cari ide pengen coba makan apa lagi buat di review. Karena kemaren banyak yang nanaya ke aku Keju Kraft Cheddar sama Keju Meg Cheddar enak yang mana? (maklum udah mau dekat-dekat lebaran ibu-ibu mah lagi pada siap-siap bikin kue kering, kamu gimana?), makanya biar lebih objektif cari mana yang lebih enak aku tulis aja reviewnya buat kalian ya, ntar tinggal kalian aja yang menilai mau pilih ini atau itu 😊. Oh ya, aku belum sempat nulis review buat Kraft Cheddar, tapi aku udah sempet tulis Kraft All in one , yang mungkin bisa kamu baca juga, okeh! soalnya pas aku rilis tulisan ini, ternyata respon pembaca lumayan, kayaknya emang lagi banyak yang cari referensi keju ya. Daftar Isi : Harga M

Review: Delisaos Hot Lava Volcano

Makanan pedas emang selalu diminati, bahkan orang yang gak kuat pedes macam aku sekali pun😅 semua resto sampe jajanan pinggir jalan biasanya selalu laris manis kalau jual makanan pedas. Sekarang yang lagi happening makanan pedas dengan saos yang super pedas... baru sekali suap langsung bercucuran keringat. Salah satu resto ayam cepat saji punya menu yang sempat laris manis pas pertama kali di launching (soalnya resto lain belum ada yang punya juga), yang unik tentu saos nya. Sekarang gak usah repot-repot harus beli menu pedas macam itu, di rumah sendiri juga udah bisa bikin layaknya di resto, karena dipasaran udah banyak yang jual saus sejenis dengan rasa yang menurut aku sih mirip-mirip. Salah satunya Delisaos Hot Lava Volcano dari brand Mama Suka. (Delisaos Hot Lava Volvano) Dari kemasannya aja udah serem gitu ya, image pedes banget juga cukup kena. Dari luar terlihat sausnya berwarna agak kehitaman, gak kaya saus botolan pada umumnya yang warnanya merah menyala agak orange-orange g

Review Produk Fibrefirst: Fibrefirst Menurunkan Berat Badan?

Aku begitu syok saat melihat timbangan menunjukan angka 66 kilo, kalau orang hamil sih masih mending, nah ini kan nggak...huaaaaaa. Akhirnya aku bertekad untuk diet mulai hari ini (walaupun kenyataannya ya gitu deh... 😁). Secara pribadi aku tuh kalau diet berasa gimana gitu kalau makan obat-obatan pelangsing, bawaannya takut aja..hehe. Sampai akihnya aku ketemu satu produk namanya Fibrefirst. Entah kenapa jadi terilhami aja beli produk ini, gegara ada kata-kata "serat". konon katanya kalau mau turun berat badan itu harus mengkonsumsi minuman atau makanan berserat tinggi. Daftar Isi : Harga Fibrefirst Komposisi Fibrefirst untuk diet Fibrefirst menurunkan berat badan Harga Fibrefirst Pendek cerita aku coba beli, harganya yah lumayan juga, aku beli 2 pak yang masing-masing isinya tuh 5 buah, plus botol shaker itu sekitar 140 ribuan di Shopee, itu tuh lagi diskon, kalau gak diskon mungkin sekitar 200 ribuan. Tapi ya anggaplah beli minuman boba, yang satu gelas biasa di ju

Review: Gekikara Ramen Premium Extra Hot Chicken

Udah lama gak makan Gekikara Ramen, padahal ini salah satu mie ala-ala Korea-Jepang favorit aku, karena harganya relatif murah dibandingkan yang impor, dan rasanya sama-sama enak, and of course udah ada lebel halal. Ternyata untuk yang kali ini itu versi premium. Sebelumnya aku juga pernah review seri Gekikara Ramen lainnya, seperti Gekikara Remen Rasa Seafood Pedas Gekikara Ramen Goreng Extra Pedas (ini agak mirip ternyata beda),dan Nissin Gekikara Ramen Extra Hot Kuah . Awalnya agak feeling mungkin ini sama kaya yang dulu cuma beda kemasan, ternyata emang betulan beda, mulai dari tekstur mie, bumbu, dan lain-lain. Buat yang penasaran juga bisa beli di sini , kalo yang udah sering baca review aku pasti udah pada tahu kalo ini marketplace favorit aku, jadi jangan protes kalau aku keseringan belanja di tempat ini, dan hati-hati tar kamu kecanduan juga 😁 Daftar Isi : kemasan dan isi Jumlah kalori dan komposisi Rasa dan Aroma Kemasan dan isi Kalo dibandingkan sama kemasan lama,